BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang masalah
Kota Samarinda adalah Ibu Kota Propinsi Kalimantan Timur yang terletak dibagian hilir sungai Timur Kota Samarinda merupakan pusat-pusat dari berbagai daerah dan pihak melakukan aktivitasnya, kota Samarinda memiliki beberapa daerah yang berada dipedalaman-pedalaman dan untuk menempuhnya diperlukan waktu sekian jam bahkan berhari-hari untuk bisa tiba di pusat kota banyak daerah-daerah yang letaknya sangat jauh atau terletak di hulu sungai memerlukan tranportasi yang dapat mengantarkan mereka untuk bisa sampai dikota dengan memiliki berbagai tujuan dan keperluan yang terkadang mendesak mereka untuk melakukan perjalanan kepusat-pusat kota, kesulitan itu tidak hanya dari segi faktor jarak melainkan transportasi yang terkadang tidak mendukung untuk melakukan perjalanan bila menempuh jalur air pasang surutnya air mempengaruhi kapal untuk melakukan perjalanan sehingga mereka harus menunggu sampai bisa kembali melakukan perjalanan.
Hal ini tidak memungkinkan mereka untuk bisa kembali kedaerahnya dalam waktu yang singkat karena transportasi yang susah, karena mereka yang tidak mempunyai sanak famili dikota secara tidak langsung memerlukan tempat untuk bisa beristirahat atau tempat menginap sementara, tidak hanya mereka yang sekedar memiliki urusan saja, masa-masa untuk menghabiskan liburan pun terkadang dilakukan dengan melakukan perjalanan atau menginap di suatu hotel yang sesuai bagi mereka. Tempat yang strategis sangat banyak diminati banyak orang seperti daerah yang dekat dengan pelabuhan, pasar tradisional, Mall, dan terminal angkutan yang mudah dijangkau oleh orang-orang, karena bisa memudahkan segala tujuan dan urusan perjalanan mereka.
Pembangunan sektor pariwisata adalah bagian dari upaya pembangunan nasional yang sedang dilaksanakan oleh pemerintah saat ini. Dengan berhasilnya upaya pembangunan dari sektor pariwisata yang diupayakan oleh pemerintah sangat membantu devisa suatu daerah khususnya Kalimantan Timur. Pembangunan sektor pariwisata terus digalakkan oleh pemerintah Indonesia hal ini dapat dilihat dari pembangunan hotel, tempat hiburan, restoran sebagai sarana untuk memenuhi keinginan wisatawan dalam menghabiskan masa-masa liburannya.
Begitu pula yang dilakukan oleh pemerintah Kalimantan Timur yang sedang berusaha membangun usaha yang bergerak dibidang perhotelan, objek wisata, tempat hiburan sebagai sarana untuk memenuhi kebutuhan wisatawan yang ingin berkunjung ke Kalimantan Timur khususnya Samarinda bagi wisatawan yang ingin melakukan kegiatan liburan atau kegiatan bisnis. Kalimantan Timur yang kaya akan kekayaan alam yang berlimpah dengan, flora, fauna, dan memiliki adat budaya yang unik sehingga menjadikan Kalimantan Timur layak untuk dikunjungi oleh wisatawan lokal maupun luar negeri. Dalam perkembangan lebih lanjut kepariwisataan didukung oleh sarana dan prasarana antara lain, akomodasi, transportasi, serta biro perjalanan. Demikian juga yang terjadi dalam pariwisata,saat ini ini kepariwisataan Kalimantan Timur sedang mengalami perkembangan yang cukup pesat hal ini dapat dibuktikan dengan semakin banyaknya akomodasi dibangun, bertambahnya jumlah restoran, tranportasi, tempat penukaran uang asing, atraksi wisata,cinderamata, dan biro perjalanan semua hal ini merupakan unsur-unsur yang terdapat dalam industri pariwisata.
Salah satu penunjang dunia pariwisata di Kalimantan Timur adalah hotel sebagai sarana akomodasi. Perhotelan adalah jenis perusahaan yang tujuan utamanya memberikan pelayanan yang memuaskan para tamu munculnya bermacam-macam usaha jasa perhotelan mengakibatkan timbulnya persaingan dalam penjualan produk hotel, oleh karena itu sudah selayaknya tamu mendapatkan pelayanan yang baik serta keramah-tamahan dari pihak hotel sehingga tamu merasa betah dihotel. Layanan yang diberikan tersebut merupakan kewajiban dari karyawan hotel, karena bergerak dalam usaha jasa karena itu service sangat diperlukan guna menarik simpati pelanggan.
Hotel MJ (marga jaya) merupakan salah satu tempat yang memilki pelayanan laundry, mengingat pentingnya departement laundry dalam hotel di karenakan permintaan tamu yang menginap dihotel sangatlah beragam yang salah satunya termasuk adanya tamu yang ingin melaundrykan pakaian mereka, selain itu dengan adanya departement laundry juga bisa mendatangakan keuntungan didalam hotel itu sendiri, selain mendapatkan keuntungan langsung dari sekian tamu yang menggunakan jasa laundry didalam hotel juga mendukung kelancaran segala aktivitas daripada karyawan hotel itu sendiri khususnya karyawan laundry section.
Housekeeping depatement merupakan bagian yang sangat penting kedudukannya dalam suatu sebab housekeeping departement adalah bagian yang bertugas dan bertanggung jawab untuk menjaga kebersihan, kerapian, keindahan, serta kenyamanan diseluruh areal hotel.
Housekeeping departement dibagi menjadi beberapa seksi dalam housekeeping depatement yaitu:
1. Floor section
2. Houseman section
3. Linen section
4. Laundry section
Laundry section yang dalam bidang khususnya adalah merawat semua bahan-bahan textile yang menjadi milik hotel, harus senantiasa melakukan operasinya sesuai dengan rencana kerja, baik harian, mingguan, dan bulanan yang telah ditentukan oleh pimpinan. Pimpinan menentukan rencana kerja tersebut sesuai dengan segala aktivitas yang dihadapi, karena sedikit kelalaian dalam mengerjakan rencana kerja, tentu saja segala aktivitas yang telah dibuat akan mengalami suatu hambatan, yang akan langsung mendeskreditkan bagian laundry tersebut.
Segala bentuk aktivitas yang dilakukan harus memiliki tanggung jawab yang besar dan kerja sama yang tinggi antar setiap karyawan departement, penanganan pada linen-linen hotel khususnya room linen yaitu linen-linen yang berada didalam kamar seperti sheet, pillow case, bath towel, bath mate, harus dilakukan sesuai dengan aktivitas yang biasa dilakukan.
Dari mulai pengiriman linen kotor dari linen attendant ke laundry, kemudian diterima oleh cheker untuk digolongkan kemasing-masing jenis linen, setelah itu diserahkan ke seksi washer untuk diselesaikan dari tahap penyabunan, pembilasan hingga pengeringan dilakukan oleh washer, setelah proses selesai linen itu diserahkan ke seksi presser untuk dirapikan dan diserahkan ke linen attendant untuk disimpan di linen room. Standar yang digunakan ada bermacam-macam jenis standar salah satunya standar peraturan dan ketentuan bagi pelaksana yang meliputi segala aspek yang berkaitan administrasi antara para pelaksana, disiplin dan sebagainya. Standar penanganan room linen yang digunakan oleh Hotel MJ dengan standar penanganan room linen yang digunakan oleh hotel lain atau pun menurut teori tidak sama. Perbedaan penanganan room linen inilah yang akan dibahas pada bab selanjutnya dengan melakukakan perbandingan antara teori dan Hotel MJ perbandingan mengenai alur kegiatan penanganan room linen, peralatan dan perlengkapan, Chemical yang digunakan dan lain sebagainya.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang dihadapi oleh Hotel MJ adalah “Standar Kegiatan penanganan room linen pada laundry di Hotel MJ.”
1.3 Tujuan Praktek Kerja Lapangan
1. Sebagai syarat untuk menyelesaikan program Diploma III di PoliteknikNegeri Samarinda.
2. Mengetahui aktivitas penanganan room linen pada laundry di Hotel MJ
3. Mengetahui mekanisme kerja yang ada di setiap department-department khususnya department laundry.
1.4 Kegunaan Praktek Kerja Lapangan
1. Untuk mengetahui antara praktek kerja lapangan dan teori yang telah didapat selama dibangku kuliah.
2. Menambah pengalaman kerja di dunia perhotelan khususnya Housekepping department.
3. Sebagai syarat studi untuk kelulusan pada Program Studi Pariwisata Jurusan Administrasi Bisnis Politeknik Negeri Samarinda.
4. Untuk mempererat hubungan kerjasama antara Politeknik Negeri Samarinda dengan Hotel MJ Samarinda.
1.5 Objek dan Jangka Waktu PKL
a. Dalam melaksanakan Praktek Keja Lapangan
Objek penulisan tugas akhir ini dilakukan pada Hotel MJ yang berlokasi di jalan Khm. Khalid No 01 Samarinda.
b. Jangka waktu PKL
Pada bulan pertama mahasiswa ditempatkan di bagian section laundry, bulan Sepetember mahasiswa ditempatkan di coffe shop, bulan Oktober mahasiswa ditempatkan di Accounting, bulan November mahasiswa ditempatkan di house keeping, bulan Desember mahasiswa kembali di tempatkan di Coffe Shop sampai pada bulan Januari akhir, dengan berakhirnya bulan Januari maka berakhir pula masa PKL yang ditentukan oleh pihak politeknik.
1.6 Metode Pengupulan Data.
Guna memperoleh dan mengumpulkan sejumlah data yang diperlukan dalam penelitian ini dipergunakan beberapa metode pengumpulan data antara lain:
1. Interview
Data yang diperoleh melalui wawancara yaitu data yang berhubungan dengan kegiatan perusahaan dalam mencapai tujuan dan kebijaksanaan, data tentang laundry dan kebijaksanaan yang ditempuh antara lain yaitu tentang sejarah singkat perusahaan, data tentang laundry dan kebijakan-kebijakan yang ditetapkan oleh pihak hotel.
2. Observasi
Salah satu metode pengumpulan data yang dilakukan dengan cara terjun secara langsung terhadap objek yang diteliti. Dalam hal ini pengamatan dilakukan terhadap kondisi fisik perusahaan yaitu gedung dan fasilitas yang tersedia.
3. Studi Pustaka
Cara pengumpulan data yang diperoleh berdasarkan catatan buku atau laporan perusahaan dalam satu periode antara lain yaitu:
a. Data fasilitas di laundry.
b. Data peralatan laundry.
c. Data tarif laundry.
d. Aktivitas laundry.
e. Data Penggunaan sabun beserta jenisnya.
f. Data perusahaan.
2.5 Sistematika Penulisan
Adapun dalam sistem penulisan mengikuti ketetapan yang telah ditetapkan yaitu:
Bab I : Latar Belakang
Masalah yang berisi sekilas tentang daerah atau umum dan yang akan menjurus kepada alasan pengambilan judul, rumusan masalah, tujuan melakukan pkl, manfaat, objek dan jangka waktu, metode pengumpulan data, dan sistematika penulisan.
BabII : Tinjauan Pustaka
Yang memuat tentang pengertian hotel, pengertian laundry, pengertian aktivitas, penanganan, room linen pada laundry, peralatan dan perlengakapan yang dgunakan dilaundry dan penggunaan sabun beserta jenisnya.
Bab III : Gambaran Umum
Pada bab ini diceritakan tentang sejarah berdirinya perusahaan dan hal-hal yang menyangkut tentang perusahaan yaitu dari struktur organisasi, kepegawain, kegiatan usaha Hotel MJ, fasilitas Hotel MJ, keadaan laundry, dan jumlah staff yang dimiliki oleh Hotel MJ.
Bab IV : Pembahasan
Pada bab ini membahas dari apa judul yang diambil yaitu Aktivitas Penanganan Room Linen Pada Laundry.
Bab V : Kesimpulan
Berisi tentang kesimpulan dari semua bab dan saran-saran yang ditujukan pada Hotel MJ.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Hotel
Kata hotel berasal dari bahasa latin, yaitu hospitium, artiya ruangan tamu yang berada dalam monastery. Kata hospitium dipadukan dengan kata hospes dari bahasa prancise menjadi hospice. Dalam perkembangannya, kata hospice berubah menjadi kata hostel. Lambat laun huruf “s” pada kata hostel tersebut dihilangkan oleh banyak orang, sehingga menjadi sebuah kata hotel.
1. Menurut Agus Nawar dalam bukunya Operasional tata graha Hotel (Hotel House Keeping Operasional ), (2000:7) adalah
“Hotel merupakan salah satu bentuk usaha yang bergerak dalam bidang pelayanan jasa kepada tamu Hotel,baik secara fisik, psikologi, maupun keamanan selama tamu berada didalam hotel atau menggunakan fasilitas di Hotel”.
2. Menurut, I.G.K Djanuraga (1988:1) menyatakan bahwa:
“Hotel adalah suatu bentuk akomodasi yang dikelola secara komersil yang disediakan kepada orang yang membutuhkannya untuk mendaptkan pelayanan penginapan, makanan, dan minuman.
Dari kedua pendapat tersebut, jelas bahwa hotel adalah salah satu jenis akomodasi yang dikelola secara komersil, yang menyadiakan fasilitas pelayanan penginapan, makan, dan minum kepada para tamu dan penyediaan jasa laundry kepada para tamu yang tinggal untuk sementara waktu ditempat tersebut.
3. Agus Nawar dalam bukunya Operasional Tata Graha Hotel ( Hotel House Keeping Operasional ), (2000: 7) adalah
“Hotel merupakan salah satu bentuk usaha yang bergerak dalam bidang pelayanan jasa kepada tamu Hotel, baik secara fisik, psikologi, maupun keamanan selama tamu berada didalam hotel atau menggunakan fasilitas di Hotel”.
Disamping itu pula pengertian hotel secara umum yaitu sebuah bangunan yang dikelola secara komersil yang menyediakan pelayanan akomodasi , makanan dan minuman, dan jasa laundry .
2.2 Pengertian Housekeeping Department.
Dari beberapa pengertian yang ada di hotel, maka penulis akan lebih banyak menguraikan tentang housekeeping department. Pengertian housekeeping menurut beberapa ahli sebagai berikut :
1) Menurut Aan Surachalan Dimyati Pengetahuan Dasar Hotel (1989 : 67)
“Housekeeping adalah bagian yang bertugas memelihara kebersihan, kerapaian dan kelengkapan kamar–kamar tamu, restoran, bar dan tempat – tempat umumdalam hotel, termasuk tempat–tempat untuk karyawan, kecuali tempat–tempat yang menjadi tanggung jawab standar misalnya kitchen area “.
2) Menurut Agusnawar, A.Md, Par Operasioanal Tata Graha Hotel (2002:2 )
“Housekeeping adalah bagian tau departemen yang mengatur atau menata peralatan, menjaga kebersihan, memperbaiki kerusakan, dan memberi dekorasi dengan tujuan agar rumah (hotel) tersebut tampak rapi, bersih, menarik dan menyenangkan bagi penghuni “.
Dari kedua definisi diatas dapat disimpulkan bahwa ”Housekeeping Department adalah department yang bertanggung jawab untuk menjaga kebersihan, perawatan kamar serta sarana-sarana umum dalam lingkungan hotel”.
2.3 Struktur Organisasi Housekeeping Departement
a. Leader Housekeeper
Tugas seorang housekeeper antara lain :
1). Mengarahkan dan mengawasi seluruh bawahan secara langsung serta
mengontrol operasional sehari-hari di housekeeping, sehingga berjalan
lancar.
2). Bertanggung jawab atas pengeluaran semua biaya untuk keperluan
operasianal housekeeping yang meliputi pembelian alat-alat atau bahan
pembersih, lena.
b. Chef leader Housekeeper
Tugas seorang assistant housekeeper antara lain :
1) Menjalankan seluruh tugas dan tanggung jawab housekeeper, apabila yang bersangkutan tidak dapat menjalankan tugasnya.
2) Mengontrol hasil kerja bawahan.
3) Menyelesaikan masalah yang timbul di housekeeping department.
c. Floor Supervisor
Tugas dari floor supervisor antara lain :
1). Mengadakan briefing dengan roomboy / maid mengenai hal yang
menyangkut keadaan tamu, misalnya: tamu Very Important Person
(VIP ), kamar yang harus segera dibersihkan.
2). Mengawasi dan mengontrol pekerjaan roomboy / maid, sehingga dapat
berjalan sebagaimana yang ditentukan dalam petunjuk pelaksanaan
tugas.
3). Mengecek dan meneliti hasil kerja atau perbaikan yang dilakukan oleh
engineering.
d. Head Houseman
Tugas dari head houseman antara lain :
1). Mengawasi dan mengkoodinir para houseman agar dapat menjalankan
tugasnya yang menjadi tanggung jawabnya.
2). Membina, mengarahkan dan melatih bawahan agar terampil pada
bidang pekerjaanya.
e. Chef Laundry
Tugas dari chef laundry antara lain:
1). Mengadakan pengecekan pemeliharaan mesin-mesin laundry dan
melaporkan setiap terjadi kerusakan.
2). Mengawasi penggunaan laundry supplies serta melaporkan kepada
atasan apabila persediaan telah menipis.
3). Memeriksa hasil cucian.
f. Roomboy / Maid.
Tugas dari roomboy / maid antara lain:
1). Memeriksa status kamar.
2). Memeriksa kelengkapan kamar check - out dan melaporkan ke room
office.
3). Mengecek kondisi kamar tamu.
4). Memeriksa isi minibar disetiap kamar.
g. Linen attendant
Tugas dari linen attendant yaitu:
1). Menerima cucian kotor baik dari roomboy maupun dari tamu
2). Mengantar cucian kotor ke room laundry
3). Mengantar linen, pakaian tamu ke ruang linen room dan kamar tamu
h. Cheker
Tugas dari cheker antara lain :
1). Mencatat dan menghitung jumlah linen room, guest laundry serta
uniform employee yang akan dicuci.
2). Memisahkan jenis maupun bahan yang akan dicuci.
i. Washer
Tugas dari washer ialah bertanggung jawab seluruh proses pekerjaan washing dan extrac hingga siap untuk diserahkan pada presser .
j. Mungler
Tugas dari seorang presser ialah bertanggung jawab atas seluruh proses pelicinan room linen, seragam karyawan, pakaian-pakaian termasuk linen dengan menggunakan flat ioner atau setrika roll.
2.4 Pengertian laundry
Pada bagian ini akan dijelaskan pengertian Laundry
1. Menurut Sihite Richard,S.Sos dalam bukunya laundry and dry cleaning (2000:hal 4)
“Untuk merawat semua bahan – bahan textile yang menjadi milik hotel, harus senantiasa melakukan operasinya sesuai dengan rencana kerja, baik secara harian maupun secara bulanan yang telah ditentukan oleh pimpinan”.
2. Menurut Rumekso, SE dalam bukunya Housekeeping Hotel (2001:1)
“Laundry and dry cleanning section adalah salah satu bagian dalam Housekeeping Departement yang bertanggung jawab atas semua cucian yang dikirimkan kepadanya”.
3. Menurut Agustinus Darsono dalam bukunya Tata Graha Hotel (Housekeeping)
“Laundry adalah bagian hotel yang bertanggung jawab terhadap pencucian, baik itu pencucian pakaian tamu, seragam karyawan maupun linen-linen hotel.
Dari ketiga pengertian diatas penulis mencoba menyimpulkan bahwa pengertian laundry section adalah bagian hotel yang bertanggung jawab atas semua cucian yang dikirimkan kepadanya, baik cucian tamu, seragam karyawan maupun linen-linen hotel.
Menurut Rumekso, Se dalam bukunya housekeeping hotel (2001:1) cucian-cucian dapat dibedakan menjadi dua bagian besar, yaitu:
1. Guest laundry
guest laundry adalah cucian yang berasal dari para tamu, seperti :
a) Tamu yang menginap di hotel tersebut (in side guest )
b) Tamu yang sedang tidak menginap didalam hotel tersebut (out side laundry).
c) Para pelanggan, seperti para pengusaha, para pejabat instansi pemerintah dan lain-lain yang sering mencucikan Pakainnya, bed cover, blanket, maupun curtain ke hotel karena mereka tidak memiliki mesin yamg memadai.
2. House Laundry
House laundry adalah segala macam cucian milik hotel yang
terdiri dari :
a) Linen supplies yang digunakan oleh Housekeeping Departement (floor section), antara lain sheets, pillow case, blanket, bed skirt, bed pad, bed cover, curtain dan bath towel.
b) Linen supplies yang digunakan Food & Baverage Departement, seperti table cloth, multon, napkin, place, mat/tray mat, apron, table skirting, glass towel, kitchen
c) Uniform milik seluruh karyawan hotel. Cucian yang disebut non revenue producting works karena tidak menghasilkan. uang secara langsung, tetapi merupakan sarana pendukung pelayanan terhadap tamu.
Secara tidak langsung house laundry tidak dapat mengahasilkan uang seperti guest laundry namun apa yang dihasilkan dari proses pencucian dirasakan langsung oleh tamu yang menginap dihotel tersebut. Masih berkaitan dengan room linen proses penanganan room linen dibagi menjadi beberapa tahap yaitu:
1. washing laundry berarti proses pembersihan dari kotoran-kotoran yang melekat pada kain dengan cara dicuci.
2. Dry tumbler proses pengeringan dari linen-linen yang sudah dicuci unutk jenis pillow case,bath towel., bath mate.
3. Rool ironer mesin yang digunakan untuk melicinkan linen-linen sepert sheet twin dan double, pillow case.
2.5 Struktur Organisasi Departement Laundry menurut Sihite Richrad, S.sos dalam bukunya Laundry and Dry Cleaning (2001:1) tugas dan tanggung jawab laundry section antara lain:
a. Chef laundry
Tugas dari chef laundry antara lain:
- Mengadakan pengecekan dan pemeliharaan mesin-mesin laundry dan melaporkan setiap terjadi kerusakan.
- Mengawasi pelakasanaan pekerjaan bawahan dan memberikan bimbingan, mengarahkan serta memberi teguran bila perlu.
- Mengawasi penggunaan laundry supplies serta melaporkan kepada atasan bila persediaan telah menipis.
- Memeriksa hasil cucian.
b. Linen checker
Tugas dan tanggung jawab linen checker:
- Bertanggung jawab atas penerimaan cucian, dan seragam karyawan.
- Mengirim linen, cucian tamu dan seragam karyawan yang kotor ke laundry.
- Linen yang sudah diproses dikirimkan kembali ke General Linen Room (GRL).
- Membuat laporan harian setiap jenis linen yang masuk kedalam laundry dan yang dikirimkan ke general linen room dalam keadaan bersih,laporan ini harus dibuat setiap harinya dan diserahkan ke office unutk diperiksa dan dibukukan.
c. Uniform checker
tugas dan tanggung jawab uniform checker:
- Membagikan uniform tersebut yang mana harus dikerjakan oleh laundry dan yang mana harus dikerjakan oleh drycleaning,dan mengirimkannya kepada seksi yang bersangkutan dengan surat pengiriman.
- Pembuatan code daru uniform pegawai ditentukan sendiri oleh uniform room, namun laundry uniform cecker harus mengerti akan code-code tersebut.
- Membuat laporan harian lengkap mengenai tugas-tugas yang dikerjakan.
d. Washer
Tugas dan tanggung jawab dari washer:
- Mencatat dan menghitung kembali jumlah linen, seragam karyawan, dari linen cecker.
- Memisahkan jenis-jenis linen dan bahan yang akan dicuci.
- Melaksanakan pencucian linen dan, seragam karyawan.
- Mengeringkan linen- linen, cucian tamu, seragam karyawan yang telah dicuci.
- Mengeluarkan pakaian-pakaian yang sudah dikeringkan dari dry tumbler
- Memberikan semua cucian kepada petugas pressing atau mungler
- Menyerahkan cucian yang halus dan tipis setelah dicuci kemudian digantung, bila sudah kering diserahkan kepada presser agar disetrika.
e. Mungler
Tugas dan tanggung jawab dari mungler:
- Menerima cucian dari washman
- Melakukan penyetrikan terhadap baju tamu, dan seragam karyawan
- Melakukan penyetrikaan berbentuk lembaran, seperti: sheet, pillow case, bath towel, bath mate. Seksi mungler terbagi menjadi beberapa seksi diantaranya:
- Tukang kebut : Semua linen harus dikebut terlebih dahulu untuk mengurangi kumalan yang terjadi oleh karena pencucian dan peng-extract-an dan agar dapat diletakan pada sisi mesin agar pemasukannya tepat pada roll dalam keadaan lurus).
- Tukang pemberi : Adalah yang memasukan ke mesin roll ironer dengan baik dan tepat sehingga keluarnya rapi dan teratur.
- Tukang lipat : Adalah yang melipat linen pada lipatan yang telah ditentukan yang diterimanya dari tukang pemberi. selanjutnya menyusun linen-linen tersebut pada bilangan yang telah ditentukan hingga tersusun baik agar memudahkan linen cecker untuk menghitung dan mengangkutnya dalam pengirimannya ke general
- Tukang lipat handuk :Pekerjaan ini adalah lanjutan daripada pekerjaan seorang pekerja pengeringan handuk, dimana tukang lipatnya dilakukan oleh petugas khusus mangler.
f. Presser Uniform
Tugas dan tanggung jawab presser uniform
- Presser harus tahu cara melicinkan jas, celana, dress, blouse, atau sesuai dengan jenis pakaian-pakaian istimewa atau pakaian yang keadaan biasa.
- Presser harus faham cara melicinkan bahan-bahan yang berbagai jenis, sebab belum tentu semua bahan tersebut mempunyai sifat yang sama dan menghendaki perlakuan yang sama, misalnya sutera atau beluderu.
- Presser harus mampu menjaga dan memelihara mesin dan juga areanya serta tangannya untuk selalu dalam keadaan yang bersih, sehingga pakaian yang telah dicuci bersih tidak menjadi kotor kembali oleh mesin atau tangannya.
- Presser selain memperhatikan kebersihan alat kerjanya dan tangannya juga harus menjaga bahwa lantai di bawah mesinnya pun harus dalam keadaan bersih, dan semua gantungan pakaian yang digunakan untuk menggantungkan pakaian yang sudah dilicinkan juga harus didalam keadaan bersih, serta cara menggantungkannya supaya kelicinan pakaian tidak atau kumal kembali.
2.6 Pengertian Aktivitas, Penanganan, dan Room Linen
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, arti dari aktivitas adalah:
“Keaktivan, kegiatan, kesibukan kerja atau salah satu kegiatan kerja yang di laksanakan ditiap bagian di dalam perusahaan “.
Sedangkan arti Penanganan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia yaitu: Kata penanganan diadopsi dari kata “tangan” yang diaplikasikan oleh banyak orang menjadi sebuah kata “menangani” yang artinya bisa menjadi sebuah fungsi Yaitu:
1. Mengatur jalannya rencana-rencana kerja yamg telah diprogaram.
2. Mengontrol pekerjaan yang menjadi aktivitas karyawan.
3. Sebagai pertanggung jawaban atas pekerjaan yang di emban.
4. Sebagai usaha yang berkaitan untuk mencapai suatu tujuan.
Sehingga dapat disimpulkan pengertian dari aktivitas penanganan itu adalah “suatu kegiatan atau rutinitas yang dilakukan untuk mengatur dan mengontrol jalannya sebuah pekerjaan untuk mencapai suatu tujuan”.
Menurut kamus besar bahasa inggris arti dari room dan linen bila diartikan satu persatu yaitu: room yang berarti kamar, ruangan, atau sekat dan arti dari linen atau linan adalah bahan-bahan textile atau nama suatu jenis kain yang cenderung lebih tebal dan digunakan oleh banyak orang untuk seprai, gorden dan lain sebagainya, jika kedua kata itu digabung maka dapat disimpulakan pengertian dari room linen adalah “segala bahan-bahan textile yang digunakan sebagai pelengkap fasilitas kamar hotel”.
Jadi bila arti akivitas, penanganan, dan room linen digabung akan didapat pengertian yaitu “sebuah kegiatan untuk menangani linen-linen yang berada didalam kamar dengan aturan yang telah ditetapkan hotel guna mencapai sutau tujuan.
Perlengkapan - perlengkapan yang dibutuhkan di laundry yaitu :
a. Telepon sebagai alat komunikasi
b. Log Book Laundry
c. Meja untuk meletakan linen bersih
d. Rak untuk cucian tamu dan laundry bag
e. Gantungan untuk cucian tamu (hanger)
f. Bak-bak plastik tempat meletakkan cucian basah
g. Ember plastik tempat meletakkan cucian basah
h. Meja tulis
i. Lemari obat –obat pembersih
j. Polymark tape (pita untuk tanda pada cucian tamu)
k. Cellulose tape (plester plastik)
l. Laundry bag (tas tempat laundry)
m. Plastik bag (plastik untuk pembungkus cucuian)
Macam –macam perlatan yang digunakan dilaundry
Menurut Richard Sihite, S.Sos adalah:
1. Marker Machine (mesin pemberi tanda )
2. Washing Machine (mesin cuci )
3. Extraktor Machine (mesin pemeras cucian)
4. Dry Tumbler Machine (mesin pengering)
5. Flat Roll Ironer (setrika press)
6. Hand Pressing (setrika tangan)
Obat-obat pembersih yang digunakan di laundry
Menurut Richard Sihite, S.Sos adalah :
1. Air : Air yang berkualitas “air minum” yaitu yang kadar airnya H7.
2. Bleach : Zat pemutih, khusus untuk pakaian yang berwarna putih
3. Sour : Zat kimiayang berfungsi untuk menetralisir bleach
4. Deterjen : Obat pembersih berupa sabun bubuk
5. Alkali : Memiliki zat pembasmi kuman
6. ACA : Anti Corrosin agent additive ( zat pencegah karat pada mesin-mesin dan cucian ( rootsketing / kancing )
Jenis–jenis formulir di laundry menurut Agus Nawar Operasional Tata Graha Hotel (2000) adalah:
a. Laundry list (daftar cucian)
b. Pressing list (daftar yang disetrika)
c. Order taker book (buku untuk mencatat pengiriman cucian kotor)
d. Linen laundry slip (formulir untuk mencatat pengiriman dan pengembalian cucian linen di linen room atau laundry)
e. Uniform laundry list (daftar cucian seragam)
f. Linen inventory (formulir yang digunakan untuk mencatat hasil perhitungan pengiriman dan pengembalian linen-linen di laundry maupun di linen room)
g. Lost and damage (formulir untuk mencatat dan melaporkan linen yang yang hilang maupun rusak)
h. Repair and maintenace (formulir yang digunakan untuk dan melaporkan kerusakan–kerusakan yang terjadi pada mesin-masin di laundry)
i. Puchase request (formulir yang digunakan untuk mengajukan permintaan apabila barang–barang yang dibutuhkan di laundry habis dan ditanda tangani oleh manager, segera dikirim ke seksi pembelian (purchasing).
Menurut Rumekso, SE dalam bukunya HouseKeeping Hotel (2001:1) hubungan kerja laundry dengan bagian lain yaitu:
Karena besarnya tanggung jawab laundry baik pada tamu maupun hotel, maka pihak laundry perlu bekerja sama dengan bagian-bagian lain di hotel yaitu enginering, purchasing, housekeeping, personalia, dan food and beverage.
1) Engineering
Engineering adalah bagian yang mensuplai penggunaan listrik, air panas, serta pemeliharaan dan perbaikan alat-alat dalam ini adalah alat-alat yang mendukung operasional laundry.
2) Puchasing
Bagian yang membeli kebutuhan alat-alat dan obat-obatan pencuci yang dibutuhkan laundry, misalnya:
a. laundry bag
b. laundry list
c. chemical
d. hanger
e. plastik pembungkus
3) Housekeeping (tata graha)
Hubungan kerja laundry dengan housekeeping terutama menyangkut pengambilan dan pengiriman cucian tamu. selain itu, housekeeping adalah bagian/seksi yang paling banyak menggunakan linen-linen terutama untuk kamar-kamar sehingga masalah pencucian linen, menjadi tanggung jawab bagian laundry pula.
4) Personalia
Hubungan kerja antara bagian laundry dengan personalia adalah menyangkut kepegawaian, misalnya gaji karyawan, pengadaan karyawan, pembayaran lembur, pengangkatan karyawan dan sebagainya.
5) Food and Beverage
Bagian yang juga menggunakan linen-linen misalnya:
a. Table cloth
b. Table mad
c. Napkin
BAB III
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
3.1 Sejarah Singkat Hotel MJ
Sejarah singkat Hotel MJ (Marga Jaya) Samarinda dimulai pada tahun 1997, Bapak Marga Jaya membangun sebuah hotel melati tiga (III) dengan fasilitas hotel bintang I Hotel MJ terletak Khm. Khalid No 1 Samarinda, asal nama hotel ini diambil dari nama Marga mereka yaitu Marga Jaya yang kemudian disingkat menjadi MJ.
Dalam tahapan pembangunannya memerlukan waktu selama dua tahun. Hotel MJ merupakan standar pelayanan jasa Internasional yang ada di Samarinda pada tahun 1999 tahapan pembangunanya selasai dan pada bulan November diadakan peresmian.
Perpaduan antara arsitektur modern dengan desain interior khas daerah memberikan kesan tersendiri dari hotel ini dengan demikian kehadiran Hotel MJ diharapkan menjadi penunjang perkembangan pariwisata dan kegiatan bisnis serta menjadi kebanggan warga Samarinda.
Dan pada tahun 2006 Hotel MJ berubah menjadi hotel bintang satu (1) samarinda ditatapkan oleh PHRI (Persatuan Hotel Republik Indonesia) tingkat Samarinda-Kalimantan Timur. Hingga saat ini Hotel MJ masih terus berusaha meningkatkan mutu dan pelayanan untuk lebih menarik para konsumen.
3.2 Struktur Organisasi
Adapun dengan dibuatnya struktur organisasi di Hotel MJ ini maka dengan mudah untuk mengetahui tugas yang diemban oleh seorang karyawan pada Hotel MJ di Samarinda dan dapat mengetahui pekerjaan masing-masing tanpa menggangu pekerjaan dari karyawan dari departemen lain sehingga tugas dan kewajiban dapat berjalan dengan baik.
Adapun uraian jabatan sebagai berikut:
1. General Manager
a. Melakukan kegiatan administrasi karyawan hotel.
b. Membuat planning, staffing, controlling
c. Mengurus masalah gaji karyawan
2. Accounting department
Secara garis besar department ini melayani masalah keuangan dan administrasi, untuk menjadi seorang accounting diperlukan orang yang jujur, tegas dan berwibawa, serta penuh tanggung jawab.
Accounting menangani:
a. Menyiapkan laporan keuangan bulanan dan tahunan
b. Mengendalikan biaya pengeluaran hotel
c. Membantu manajemen dalam kegiatan keuangan untuk mencapai target
d. Membuat budget dan perhitungan pajak
3. Marketing department
a. Mengatur masalah penjulan
b. Bekerja sama dengan kantor-kantor penerbangan, agen-agen, taksi dan lembaga lainnya untuk kepentingan hotel.
4. Front Office departement
Merupakan bagian yang paling awal berhadapan dengan tamu mulai tamu check-in sampai tamu check-out.
Sub department yang ada di front office:
a. Front office
b. Receptionist
c. Cashier
d. Bell boy
5. House Keeping departement
Department housekeeping membawahi
a. Supervisor
b. Housekeeping chief leader
c. Laundry
d. Roomboy
e. Houseman
6. Food and beverage departement
Merupakan departement yang menjual pelayanan jasa makan dan minuman, bagian ini membawahi:
a. Captain
b. Waiters
7. Enggineering Dapartement
Bertugas mengurusi fasilitas-fasilitas yang ada dihotel antara lain:
a. Eletrik
b. Machinery
8. Security Departement
Bertugas menjaga keamanan seluruh departement yang ada dihotel.
Tabel 3.3
Data jumlah karyawan Hotel MJ
Jabatan
Jumlah Kayawan
Manager
1
Assistant manager
1
Front office cashier
2
Operator
3
Receptionist
5
Bell boy
2
Food and baverage
11
Food and baverage produc
8
Leader housekeeping
1
Shift leader
1
Roomboy
9
Adiministrasi housekeeping
3
Houseman
5
Laundry supervisor
1
Karyawan laundry
8
Maintenance
6
Security
7
Accounting
4
Agen
6
Sumber data: Hotel MJ Samarinda 2006
3.3 Kepegawaian
Kepegawaian yang terdapat di Hotel MJ meliputi:
1. Penerimaan pegawai atau pengadaan tenaga kerja berdasarkan atas:
a. Lamaran pekerjaan yang masuk atau yang diterima
b. Apabila lamaran pekerjaan diterima atau sesuai dengan kebutuhan hotel, maka manajemen hotel akan segera membuat surat panggil yang ditunjukan untuk si pelamar pekerjaan.
c. Mengadakan tes secara tertulis dan tes wawancara langsung
d. Bila ternyata lulus atau diterima, pegawai baru tersebut disalurkan pada bagian atau departemen yang sesuai keahliannya.
2. Pengembangan Pegawai
Hotel MJ Samarinda usahanya bersifat perseorangan, maka direksi atau pemiliknya berkuasa penuh atas kelancaran jalannya usaha untuk mencapai tujuan yang diharapkan sesuai dengan kebutuhan yang ditetapkan sebagai peraturan,
3.4 Kegiatan Usaha Hotel MJ
Di Hotel MJ ada terdapat beberapa kegiatan usaha yaitu sebagai berikut:
3.4.1 Usaha Jasa Penginapan.
Hotel MJ bergerak di bidang jasa pelayanan khusus perhotelan. Kegiatan utama sebuah hotel adalah menjual kamar, boleh dikatakan bahwa pemasukan (income) sebuah hotel adalah dari hasil penjualan kamar.
Hotel MJ dibangun dengan kapasitas 74 kamar, terdiri dari:
a. Standard Room
Sebanyak 2 kamar, setiap kamar terdapat dua buah tempat tidur (twin bed). Dengan fasilitas AC (air conditioner), televisi, telepon, termos, lemari pakaian, dan kamar mandi shower.
b. Superior Room
Sebanyak 12 kamar, fasilitas sama seperti kamar standard hanya ditambah dengan Minibar.
c. Deluxe Room
Sebanyak 52 kamar dengan fasilitas kamar terdapat tempat tidur, AC (air conditioner), televisi, telepon, minibar, termos dan kamar mandi yang mempunyai dua (2) shower.
d. Junior Suite
Sebanyak 3 kamar dengan fasilitas yang sama dengan Deluxe Room perbedaanya hanya ukuran kamar yang lebih besar.
e. Suite Room
Sebanyak 3 kamar, dengan fasilitas istimewa, kamar mandi dilengkapi Bathub dan ukuran ruangan yang lebih besar dari Junior Suite.
Adapun fasilitas perlengkap yang ada dikamar hotel adalah:
1. Meja kecil disamping tempat tidur dengan lampu
2. Meja rias dengan kaca rias beserta kursi
3. Rak tempat menyimpan barang
4. Laundry bag
5. Sebuah tanda “Don’t Distrub”, dan “Please Make-up Room”.
6. Laundry list.
7. Room service Menu
8. Asbak.
9. Tempat sampah
10. Buku kesan tamu setelah menginap
11. Buku petunjuk telepon (yellow Pages)
Fasilitas pelengkap kamar mandi terdiri dari :
1.Bath Towel sebanyak dua (2) buah
2. Bath Mat
3. Shower Cup
4. Tissue
5. Shampoo
6. Soap
7.Gelas sebanyak dua (2) buah.
Table 3.3
Data tarif hotel MJ pada tahun 2006
Kelas
Tarif
Superior
195.000,-+++
Deluxe
288.000,-+++
Junior suite
384.000.-+++
Suite room
475.000.-+++
Extra bed
90.000,-+++
Sumber data: Hotel MJ Samarinda 2006
3.4.2 Usaha Penyediaan Makan Dan Minuman
Selain menyediakan jasa penginapan Hotel MJ juga menyediakan makan dan minuman bagi tamu yang menginap ataupun tidak menginap di hotel. Hotel MJ yang mempunyai satu (1) restoran yaitu “SEBATIK” Restaurant. Restoran ini menyediakan menu masakan Indoneisa, masakan cina dan barat. Sebatik restoran juga menyediakan jasa Room Service yang selalu ada selama 24 jam dan tamu bisa memilih menu-menu special yang diinginkan selama tamu menginap di hotel.
3.4.3 Fasilitas Lain Hotel MJ
Hotel Mj selain menyediakan fasilitas kamar dan restoran juga mempunyai beberap fasilitas lain seperti :
a. Same day laundry service, yaitu penyedia jasa pencucian pakaian tamu yang menginap di hotel.
b. Direct-dial SLJJ dan IDD Telephones, yaitu melakukan telepon yang bisa langsung dari kamar, tamu bisa menelpon baik panggilan lokal maupun interlokal.
c. Meeting Room and Business Center, Hotel MJ mempunyai tiga (3) ruang pertemuan yaitu:
1) Derawan Room
2) Sanga-sanga Room
3) Tarakan Room
d. Facsimile Service, tamu bisa malakukan pengiriman fax atau mendapat kiriman fax yang datang dari hotel. Mesin fax sendiri selalu online selama 24 jam
e. Direct Acces Internet, pada lantai dasar Hotel MJ terdapat warnet yang pada pulul 10.00 pagi samapi 11.00 malam. Selain tamu hotel juga bisa menikmati fasilitas hotel ini.
f. TV Chanel local and International, tamu bisa terus mengikuti program televisi, karena di televisi setiap kamar terdapat beberapa channel televisi baik lokal maupun international.
g. Safe Deposit, tamu bisa meyimpan barang-barang berharga untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan. Safe deposit ini terdapat di bagian kantor depan hotel yaitu di Reception.
h. Foreign Exchange Airlines and Travel Agen, airlines dan travel juga terdapat pada bagian lantai dasar hotel
i. Meidi Boutique and salon, butik dan salon ada di lantai dasar hotel yang letaknya bersampingan dengan lobby hotel. Tempatnya yang strategis bisa langsung terlihat oleh tamu.
j. Drug Store, ditempat ini menyediakan barang-barang yang dibutuhkan oleh tamu hotel.
3.4.4 Usaha Jasa Pelayanan Jasa Laundry
Dalam memberikan kepuasan terhadap tamu yang menginap hotel MJ memberikan satu jenis pelayanan yaitu pelayanan tehadap laundry salah satu bentuk usaha untuk memberikan kemudahan pada tamu juga merupakan salah satu sumber pendapatan bagi hotel, karena bisa menghasilkan pendapatan secara langsung dari tamu yang menggunakan jasa laundry. Selain itu laundry section juga menangani barang-barang textile milik hotel seperti semua linen baik yang ada di restoran, kantor, dan kamar, serta seragam karyawan.
Menangani linen-linen yang berada didalam kamar merupakan suatu rutinitas laundry di setiap harinya, diperlukan komunikasi yang baik antar departemnet housekeping dan laundry section dalam menangani linen room agar menghasilkan pekerjaan yang baik.
3.5 Struktur Organisasi Housekeeping Departement Hotel MJ
HK. SUPERVISOR
LAUNDRY
HK. OPERATOR/ADMINISTRASI
ROOM BOY
CHIEF LEADER LAUNDRY
CHIEF LEADER HOUSE KEEPING
HOUSE MAN
Sumber data : Hotel MJ Samarinda 2006
3.5 Keadaan Housekeeping Departement
3.5.1 Tugas Dan Tanggung Jawab Setiap Seksi Yang Ada Di Departement Housekeeping
a. Sepervisor.
Mengerahkan dan mengawasi seluruh bawahan secara langsung serta mengontrol operasional sehari-hari di tata graha, sehingga dapat berjalan lancar.
b. Chief Leader Housekeeping
Mengawasi dan mengontrol pekerjaan para roomboy, sehingga dapat berjalan sebagaimana ditentukan dalam petunjuk pelaksanaan tugas.
c. Chief Leader Laundry
Mengawasi jalanya operasional dan kelancaran kinerja mesin-mesin binatu di seksi binatu.
d. Housekeeping Administrasi
Bertugas membantu para roomboy untuk mempersiapkan segala sesuatu sebelum memulai tugasnya. Dari mulai menyiapkan linen supplies, guest, supplies, cleaning supplies maupun cleaning equipment dalam roomboy trolley, membuat bill dan mengisi form-form yang digunakan oleh roomboy.
e. Roomboy
Bertanggung jawab atas kebersihan dan kelengkapan kamar-kamar tamu.
f. Houseman
Bertanggung jawab atas kebersihan public area keseluruhan yang meliputi kantor manajemen, corridor, lobby, restaurant, public toilet, dan lain-lain yang menjadi tanggung jawabnya.
g. Roomboy
Mengantar cucian tamu, room linen, seragam karayawan maupun cucian dari luar ke laundry, mengirimkan cucian tamu berdasarkan nomor kamar, mengirimkan room linen pada housekeeping
h. Checker
Menerima cucian kotor, kemudian memilah-milah berdasarkan jenis cucian, mencatat ke masing-masing buku, dan menyerahkan ke washer
i. Washer
Menyelasaikan semua cucian, mengeringkan, dan menyerahkan ke seksi presser.
k. Presser
Merapikan dan melicinkan semua cucian bersih.
3.5.2 Jumlah Staff
Jumlah staff atau karyawan di laundry sebanyak 8 (delapan) orang supervisor 1 (satu) orang.
3.5.3 Pembagian Kerja Berdasarkan Shift.
Pembagian kerja yang ada di laundry section adalah:
a. Morning Shift : pukul 07.00-15.00 dan 08.00-16.00
b. Middle : pukul 11.00-19.00.
BAB IV
PEMBAHASAN
Adapun kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan selama melaksanakan praktek kerja lapangan di Hotel MJ Samarinda, sama dengan karyawan bedanya hanya pada masa off saja, karyawan tidak selalu hari minggu dan hari-hari besar namun mengikuti scedhule yang telah ditentukan oleh Chef laundry dan off penulis diberikan setiap hari sabtu.
Penulis pelaksanaan praktek kerja lapangan di Hotel MJ, dimulai pada bulan Agustus sampai bulan januari, dua minggu pertama shift pagi yaitu jam 8.00-16.00 dua minggu kedua siang jam 11.00-19.00.
Adapun aktivitas yang menjadi rutinitas disana akan diuraikan dan di jabarkan pada berikut ini:
4.1 Pemeriksaan Stok Barang
Pemeriksaan dilakukan oleh karyawan laundry shift pagi, Untuk mengecek barang yang di gunakan oleh laundry
Adapun jenis supplies sebagai berikut :
1. Perlengkapan - perlengkapan yang dibutuhkan di laundry yaitu :
a. Telepon sebagai alat komunikasi
b. Log Book Laundry
c. Meja untuk meletakan linen bersih
d. Rak untuk cucian tamu dan laundry bag
e. Gantungan untuk cucian tamu (hanger)
f. Bak-bak plastik tempat meletakkan cucian basah
g. Ember plastik tempat meletakkan cucian basah
h. Meja tulis
i. Lemari obat–obat pembersih
j. Polymark tape (pita untuk tanda pada cucian tamu)
k. Cellulose tape (plester plastik)
l. Laundry bag (tas tempat laundry)
m. Plastik bag (plastik untuk pembungkus cucian)
2. Formulir - formulir yang digunakan oleh laundry
a. laundry voucher : Lembar tagihan untuk tamu yang menggunakan jasa laundry bill ini terdiri dari tiga lembar yaitu untuk front office, accounting, laundry.
b. Order Taker Book : Mencatat berapa jumlah cucian yang telah masuk kedalam laundry
c. Book Linen : Mencatat jumlah linen kotor yang masuk kedalam laundry
d. List price : Berfungsi keterangan harga laundry.
e. Summary report : Mengetahui jumlah tamu yang telah menggunakan jasa laundry.
f. Linen inventory : Digunakan untuk mencatat hasil perhitungan, pengecekan, linen–linen di laundry
g. Purchase request : Formulir yang digunakan untuk pengajuan barang –barang yang diperlukan di laundry
h. Repair and maintenance : Formulir yang digunakan untuk melaporkan mesin yang rusak pada laundry
3. Macam-macam Chemical di Laundry Hotel MJ
a) Hardness
b) Oxy bleach
c) Octive chlor
d) Realless
e) Softener
4. Macam-macam peralatan di Laundry Hotel MJ:
a) Mesin cuci (Washing machine )
b) Mesin pengering (Dry tumbler )
c) Setrika tangan (hand pressing )
4.2 Penyerahaan Linen Kotor
Pada tugas ini dilakukan oleh seksi valet untuk menyerahkan semua linen kotor dan guest laundry dari masing-masing lantai yang ada di Hotel ke Departement Laundry pada seksi washer.
4.3 Pencatatan Linen Kotor
Selanjutnya setelah Linen Kotor diserahkan oleh seksi valet kemudian Linen-linen tersebut dicatat dalam buku Linen Laundry hal ini dilakukan untuk mengetahui berapa jumlah Linen yang di serahkan seperti Pillow Case, Bath Towel, Bath Mate, Sheet Twin dan Double sehingga tidak terjadi kekeliruan saat penghitungan akhir dari Depertamen Laundry dari House Keeping.
4.4 Proses Pencucian Linen
Dari tahap pencatatan Linen Kotor berlanjut ke proses pencucian, banyak tidaknya linen yang dicuci berpatokan pada jumlah kamar yang terisi atau kamar yang check-out jika kamar Hotel sedang mengalami masa high session maka penggantian linen tidak dilakukan seperti masa low session, hal sangat berpengaruh terhadap laundry dengan sedikitnya penggantian jumlah sheet pada kamar maka pencucian sheet juga sedikit.
Masih berkaitan pada penanganan linen berikut ini akan disajikan data teknik pencucian linen dari ukuran sabun, timer, suhu, ukuran air, dan capacity linen.
Table 4.6
Teknik Pencucian Linen Hotel MJ
Jenis Linen
Capacity Linen
Suhu
Timer
Water Level
Chemical
Pillow Case
30 Lembar
70oC
15 menit
5 Liter
a. 1 Sendok Hardnes
b. 1 Sendok Oxy Bleach
c. 1 Sendok Active
d. 1 Sendok Realess
Bath Mate
13 Lembar
70oC
15 menit
5 Liter
Bath Towel
11 Lembar
70oC
15 menit
5 Liter
Sheet Double
6 Lembar
70oC
15 menit
5 Liter
Twin
7 Lembar
70oC
15 menit
5 Liter
Sumber data: Hotel MJ Samarinda 2006
Adapun dalam mencuci linen laundry menggunakan dua (2) jenis mesin yaitu mesin ukuran kecil (lux) digunakan untuk menuci semua linen dan untuk mesin ukuran besar digunakan khusus mencuci sheet saja.
Kemudian setelah proses pembersihan selesai dilanjutkan ke proses pembilasan atau pembersihan dari sisa-sisa sabun pada tahap ini pembilasan dilakukan didalam mesin cuci namun hanya formula air saja yang perlu diganti dan pembilasan dilakukan sebanyak dua kali
Apabila tahap pembilasan selesai maka hal yang dilakukan berikutnya adalah pemberian pengharum dan pelembut pada cucian khususnya pada handuk-handuk agar serabut-serabut yang terdapat pada handuk tetap terjaga.
Setelah itu dilanjutkan pada proses pemerasan yaitu membuang air-air yang terserap pada linen, linen tetap berada di dalam mesin cuci dan pemerasan tetap dilakukan di dalam mesin cuci.
4.5 Proses Pengeringan
Cucian yang sudah diperas kemudian dipilah-pilah khusus untuk linen jenis pillow case, bath mate, bath towel dan hand towel dikeringkan didalam mesin pengering atau dry tumbler dan untuk sheet dikeringkan dengan cara dijemur atau dianginkan seperti biasa karena mengingat ukuran sheet yang besar dan sheet yang dikeringkan tidak hanya satu sehingga kapasitas mesin yang tidak cukup untuk menampung dalam pengeringan linen.
Untuk keterangan capacity linen, timer dan jenis linen dapat dilihat pada table berikut ini:
Table 4.7
Capacity Linen
Jenis Linen
Capacity
Timer
Pillow Case
13
25 menit
Bath Mate
14
45 menit
Bath Towel
13
45 menit
Sumber data: Hotel MJ Samarinda 2006
4.6 Pressing
Proses terakhir adalah penyetrikaan pada sheet dan pillow case yang sudah kering, karena penyetrikaan dilakukan menggunakan hand pressing atau setrika tangan maka perlunya mengetahui teknik dalam melipat linen agar proses penyetrikaan dapat dilakukan dengan cepat.
a. Pada linen twin teknik melipatnya dengan cara memanjang lipat dua, dilipat lagi jadi dua dilipat lagi sampai dua kali.
b. Bath towel tidak disetrika hanya dilipat memanjang dan dilipat sampai tiga kali lipat dan logo hotel pada handuk diperlihatkan.
c. Pillow case dlipat dengan cara memanjang sekali dan dilipat lagi menjadi segi empat.
d. Tenik melipat double dilipat jadi dua dilipat lagi menjadi dua dan dilipat lagi menjadi tiga.
4.7 Pengambilan linen
Setelah semua linen di pressing kemudian linen ditaruh pada keranjang linen setiap linen yang ditaruh pada keranjang dihitung jumlahnya begitupun pada saat houseman mengambil linen-linen tersebut dihitung kembali dan setiap pengambilan linen harus dicatat dari jumlah linen yang diturunkan houseman siapa yang mengambil, pada shift keberapa, dan tandatangan pada book clean linen. sehingga pada saat perhitungan dari jumlah linen yang dicuci dan linen bersih tidak ada kekeliruan terlebih saat penghitungan dari housekeeping dan laundry section hal ini sangat penting karena pada akhir bulan jumlah linen-linen yang digunakan pada setiap perhari akan dihitung sehingga apabila ada linen yang hilang akan segera diketahui.
4.8 Penyimpanan linen
Setelah houseman membawa linen dari laundry maka linen-linen tersebut kemudian dibawa ke housekeeping departement, linen yang dibawa sebelum disimpan di lemari linen, administrasi housekeeping mencatat jumlah linen yang diambil kedalam form inventory linen setelah itu disimpan ke dalam lemari linen.
4.9 Persiapan Sebelum Melakukan Operasional Kerja
Petugas laundry section harus berada diruangannya sebelum operasional kerja dimulai untuk melakukan persiapan sebelum melaksanakn pekerjaan, yaitu:
1. Membersihkan ruangan/areal laundry.
2. Meletakkan linen-linen yang bersih dan telah dilicinkan dan dilipat rapi oleh petugas yang bekerja pada shift sebelumnya ke dalam keranjang, dan yang akan diambil oleh houseman.
3. Memanaskan hand-iron kurang lebih 15 menit sebelum digunakan.
4. Memeriksa air untuk memastikan air bisa mengalir sehingga tidak menggangu kelancaran pekerjaan.
4.10 Kegiatan-kegiatan dan tugas-tugas yang penulis lakukan selama melaksanakan praktek kerja lapangan.
1. Pengenalan karyawan dan alat-alat yang ada digunakan laundry section.
2. Membersihkan lingkungan area laundry seperti menyapu, membersihkan meja, di dalam laundry karyawan tidak menggunakan sepatu selain untuk memudahkan dalam melakukan pekerjaan juga cucian yang dicuci tidak terganggu.
3. Mencatat linen-linen yang kotor, memilah-milah dan mencatat kedalam buku linen laundry.
4. Memisahkan guest laundry, memberi kode, dan mencatat pada order taker book.
5. Mencuci linen, towel dan guest laundry, untuk linen, towel pada saat dicuci tidak dicampur.
6. Mengeluarkan cucian dan memasukkan ke dalam dry tumbler, sheet tidak di keringkan di dalam dry tumbler karena kapasitas yang tidak memadai, jadi untuk pengeringannya sheet tersebut di jemur seperti biasa.
7. Melicinkan sheet twin dan double, pillow case dengan setrika uap, menaruhnya ke dalam keranjang dengan rapi.
8. Melipat bath towel, bath mate, bed cover yang sudah kering dan disusun didalam keranjang dengan rapi.
9. Memisahkan guest laundry menurut keterangan order taker book.
10. Menyetrika guest laundry, mengelompokkan guest laundry.
11. Membuat bill guest laundry, summary report.
12. Menghitung jumlah keseluruhan linen yang dicuci pada hari itu dan dicatat kedalam form summary linen report.
13. Mengantarkan guest laundry ke kamar atau untuk mengantarkan linen ke house keeping dilakukan oleh shift berikutnya.
14. Membuat store room requestion untuk barang-barang keperluan laundry misalnya chemical, dan perlengkapan guest laundry.
4.11 Perbedaan Standar Kerja Penanganan Room Linen Hotel MJ Dengan Standar yang Bersifat Fleksibel
Standar adalah suatu hasil yang direncanakan standar menetapkan apa dan bagaimana produk secara keseluruhan, yaitu produk yang seharusnya ditawarakan kepada tamu. Dalam sebuah hotel terdapat beberapa jenis standar sebagai berikut:
- Peraturan dan ketentuan bagi para pelaksana yang meliputi segala aspek yang berkaitan dengan admnistrasi para pelaksana, disiplin dan sebagainya.
- Standar fasilitas, yaitu standar fasilitas terdiri dari ukuran dan jenis fasilitas phisik hal ini harus ditetapkan sejak awal hotel yang bersangkutan dibuka. Temasuk standar fasilitas kamar, perkantoran dan peralatan-peralatan.
- Standar makanan dan minuman. Standar-standar ini dipakai untuk menetapkan ukuran porsi makanan dan minuman yang ada di menu.
- Standar pelayanan, standar pelayanan ini merupakan tingkat pelayanan yang diberikan kepada tamu.
Beberapa standar diatas adalah standar mengenai fasilitas yang harus dimilki hotel namun setiap hotel memiliki kebijakan-kebijakan yang dibuat oleh pihak management hotel yang bersangkutan, kebijakan-kebijakan inilah yang membedakan antar hotel satu dengan hotel yang lain. Begitupun dengan Hotel MJ ada beberapa standar yang belum dimiliki oleh Hotel MJ yaitu:
1. Kurangnya/tidak adanya klasifikasi seksi-seksi pada hotel MJ seperti:
a) Seksi cheker linen yang bertugas membantu washer dalam menanagani linen.
b) Seksi yang khusus mengantar linen kotor dan linen bersih ke housekeeping departement.
c) Seksi presser guest laundry.
2. Hotel MJ tidak membuat ketetapan pencucian seragam karyawan.
3. Tidak adanya kebijakan mengenai prosedur pekerjaan yang jelas seperti pembagian tugas pengontrolan linen disetiap floor station karena Hotel MJ tidak memiliki floor station jadi hanya berpusat pada roomboy yang bertugas pada saat itu.
4. Fasilitas linen kamar di hotel Mj masih kurang seperti tidak adanya hand towel, face towel, dan sebagainya.
5. Tidak adanya mesin roll-ironer yang membantu karyawan laundry agar penanganan cepat selesai.
6. Hotel MJ tidak mempunyai khusus linen room, par stock pengganti persediaan linen, par stock cadangan persediaan linen, ruangan penyimpanan linen yang dimiliki oleh hotel MJ ada pada laundry section, housekeeping office.
Dari beberapa penjabaran mengenai keterbatasan yang dimilki oleh hotel MJ dapat disimpulkan bahwa fasilitas operasional working Hotel MJ masih dibawah standar dari standar yang diterapkan oleh banyak hotel selama ini, namun kekurangan ini tidak membuat para karyawan menjadi malas dalam melakukan pekerjaan, selama ini karyawan tetap melakukan pekerjaan sesuai prosedur yang telah dibuat oleh hotel.
4.12 Perawatan linen
Di Indonesia belum ada penetapan standard quality yang khusus dan boleh digunakan di hotel-hotel maupun restoran, maka persyaratan linen yang akan diambil sebagai pedoman, adalah ketentuan-ketentuan yang telah dibuat oleh “The American Hotel and Motel Association”. Persyaratan yang telah dibuat oleh association ini juga telah menjadi pedoman pembuatan dan pembelian oeh produsen linen umtuk hotel-hotel dan para pengusaha hotel-hotel benua Amerika dan Timur jauh dan kini telah memasuki Asia Tenggara, dimana hotel sedang bertumbuh dengan pesatnya dan salah satu yang menjadi masalah utama adalah quality linen yang digunakan dengan memperhitungkan daya tahan penggunaannya performance Quality ini mencakup hal-hal sebagai berikut:
- Type anyamannya.
- Beratnya type bahan dan cara pemrosesannya.
Persoalan tersebut sangat sepele bagi produsen linen, akan tetapi dilihat dari sudut pandang kekuatan dari segi pemakaian serta perawatan menjadi salah satu hal yang penting disamping dampak akibat bila dicuci, dilihat dari segi keadaan susutnya dan kekumalannya.
Sebagai contoh dari persyaratan dalam penentuan bahan tersebut diatas, dapat dilihat seperti yang diuraikan dibawah ini:
1. Bath mate
Persyaratan ini diperuntukan untuk bath mate yang terbuat dari benang alam atau benang buatan manusia.
a. Daya tahan sobek: untuk benang melitang dan malang, dalam keadaan kering dan basah harus 35 lbs. keharusan ini ditinjau dari segi umur pemakaian serta sifat bahan misal kalau katun akan bertambah kuat dalam keadaan basah sebaliknya rayon akan semakin lemah.
b. Daya tahan cuci: bath mate yang tidak berwarna harus dapat diperlakukan seperti yang berwarna putih, yaitu 160o f dengan kaporit, bath mate yang terbuat dari benang syntetic harus dapat dicuci dengan formula standard dengan 105o f tanpa bleach.
2. Bath towel dan hand towel single atau double:
Handuk-handuk berfungsi untuk menghisap air atau kelembaban, dan dengan sendirinya konstruksi dari pada benangnya adalah lemah dan dapat menghisap anyamanya pun merupakan perbedaan benang malangnya baik diatas maupun dibawah proses pencuciannya harus disamakan dengan formula pencucian handuk putih.
Pada umumnya hotel-hotel masih menggunakan sheet dan pillow case yang berwarna putih yang tebuka lebar daya tahan warna untuk semua standard sheet 160o f dengan kaporit untuk putih dalm 20 jam tahan terhadap cahaya melalui fadeometer test. Para ahli perhotelan (laundry) bekerja sama dengan pertextilan telah didapat suatu kesimpulan bahwa umur linen-linen yang digunakan dan dicuci, karena pada waktu dua keadaan itulah kekuatan linen-linen menjalani bebannya sehingga daya tarik, daya bengkok atau melengkung, daya kembalinya pada keadaan semula, semuanya menjalani percobaan sekaligus. Maka sebagai pedoman dapat dilihat statistic umur dari linen-linen menurut data dibawah ini:
~ sheet : 250 kali pakai dan dicuci.
~ pillow case : 150 kali dipakai dan dicuci .
~bath towel : 150 kali dipakai dan dicuci.
~ bath mate : 25 kali dipakai dan dicuci.
~ hand/ hand towels : 150 kali dipakai dan dicuci
Untuk bedspread, blanket, curtain tidak dibuat data statistiknya karena pencuciannya tidak reguler hanya kadang-kadang, bedspread biasanya tiga hari atau satu kali seminggu, blanket biasanya satu atau tiga bulan sekali bahkan ada yang enam bulan sekali.
4.13 Kotoran dan Noda
a. Kotoran
Daya lekat dari berbagai jenis kotoran pada bahan/kain, ada yang melekat dan menempel secara kimia dan ada yang secara fisik. Jenis kotoran yang memiliki ikatan secara fisik biasanya lebih banyak daripada ikatan kimia terhadap kain/bahan cucian untuk menghilangkannya akan lebih banyak digunakan gaya mekanis atau mesin tanpa menggunakan bahan-bahan kimia.
Jenis-jenis kotoran yang dimaksudkan adalah:
a. Kotoran yang larut dalam air:
- garam
- gula
- sari buah
- kotoran yang mudah dihilangkan dengan bantuan tenaga mekanis
- debu
- sebuk gergaji
b. Kotoran yang lepas dengan sabun:
Digunakan sabun yang mengandung alkali disertai uap panas air atau temperatur yang cukup tinggi didalam proses pemakaiannya:
- lemak hewan
- tanah berlemak
c. Kotoran yang dapat lepas dengan proses penyatuan atau pencampuran atas bahan kimia detergent yang memilki kekuatan tegangan permukaan,dengan noda/kotoran yang melekat pada bahan (emulsi) atau pencampuaran dua jenis zat yang tidak dapat menyatu), untuk memebersihkan minyak bumi dan oli
Menurut Richard sihite, S. sos denagn mengetahui berbagai jenis noda dan kotoran pada kain akan memudahkan proses pencucian yang digunakan dengan pemilihan formula yang tepat.
a. Water Soluble Soil- kotoran yang larut dalam air seperti muntah dan sebagainya dihilangkan dengan semburan air dingin atau air hangat, masing-masing diperlukan, tergantung tingkat kotorannya. Sisa kotoran akan hilang pada saat dilakukan proses pencucian dengan aksi alkali, detergent, atau bleach.
b. Alkali Soluble Oil – seperti kotoran makan, kotoran berminyak dan keringat. Dapat dihilangkan dengan proses pencucian air hangat dengan alkali. Kotoran-kotoran ini memerlukan aksi alkali, detergent dan juga air panas baru.
c. Solvent Soluble Soil – kotoran yang berupa minyak hanya akan hilang dengan alkali, detergent dan untuk mendapatkan hasil yang baik dapat menggunakan tambahan solvent
Ikhtisar – kotoran baik kering, basah atau kotoran alami dari bahan itu sendiri. Lambatnya kotoran itu dihilangkan akan menimbulkan problem pada kain itu sendiri.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Sesuai dengan penempatan prektek kerja lapangan yang penulis ambil yaitu laundry section dihotel MJ. Hasil dari praktek kerja lapangan dan berdasarkan pengamatan dan mempelajarinya maka kesimpulan yang dapat diambil adalah:
1. Aktivitas penanganan room linen adalah segala sesuatu rutinitas yang berhubungan dengan penyiapan alat-alat, bahan chemical, dan perlengkapan-perlengkapan yang menunjang aktivitas laundry.
2. Mekanisme kerja karyawan laundry sangat berpengaruh terhadap hasil daripada linen-linen yang dicuci dengan mengikuti aturan yang telah ditetapkan. Selain itu saling kerja sama antar department dalam megemban tanggung jawab akan memberi hasil yang positif.
3. Sebelum melakukan operasional kerja petugas Laundry Section harus melakukan persiapan-persiapan seperti membersihkan ruangan memanaskan Hand-pressing dan juga membpersiapkan kebutuhan-kebituhan lain agar operasional kerja berjalan dengan lancar.
5.2 Saran-saran
1. Penambahan pada bahan chemical pada laundry bisa membuat hasil cucian lebih optimal.
2. Peningkatan fasilitas dan perlengkapan sangat membantu pekerjaan laundry.
3. Klasifikasi yang jelas terhadap seksi-seksi karyawan meningkatkan ke professionalan dalam melakukan pekerjaan.
4. Diharapkan dalam pelaksanaanya disesuaikan dengan prosedur yang telah ditetapkan sehingga dapat mencapai hasil yang maksimal.
5. Dalam penggunaan Laundry Chemical dan peralatan sebaiknya petugasl Laundry lebih berhati-hati agar tidak terjadi kecelkaan kerja sehingga tidak merugikan karyawan itu sendiri dan juga tidak mengganggu kelancaran operasional kerj.
http://www.google.co.id